Sampai pada tahun ini, di dunia ini hanya ada dua jenis vaporizer. Mekanik dan elektrik. Vaporizer mekanik hanyalah berupa mod yang digunakan untuk menyimpan baterai dan penyambung rangkaian listrik tanpa menggunakan chip, sedangkan vaporizer elektrik terdapat chip di dalamnya yang digunakan untuk berbagai fitur seperti VV (Variable Voltage) atau VW (Variable Watt). Vaporizer jenis ini sangat cocok untuk pemula karena anda tidak perlu repot menghitung seberapa besar hambatankoil secara manual untuk menghasilkan performaseperti yang diinginkan.

Disisi lain, berbeda dengan vaporizer elektrik yang diatur oleh chip, vaporizer mekanik sifatnya lebih fleksibel. Jadi jika anda ingin mengatur performa vaporizer anda, bisa anda utak-atik sendiri hambatan dari koilnya.Atau dengan kata lain anda bisa membuat sendiri koil untuk vaporizer anda. Kuncinya disini adalah pokoknya anda memahami dalil fisika hukum Ohm yang sudah anda pelajari bahkan ketika anda masih duduk di bangku menengah pertama.

Beberapa orang lebih suka membuat sendiri koil untuk vaporizer mereka, mengapa? Karena hal tersebut memegang peranan penting terhadap uap yang dihasilkan. Sensasi menggunakan vaporizer tentu ketika uap yang dihasilkan banyak. Bagi anda yang suka bermain-main dengan dunia elektronika, dijamin ini cukup mengasyikkan. Supaya lebih safety, simak paduannyaseperti berikut.

  1. Siapkan Alat dan Bahannya

Langkah pertama yang harus anda lakukan untuk membuatkoil adalah preparasi alat dan bahan. Alat dan bahan yang harus anda persiapkan seperti multimeter atauohm reader, kawat resistansi, obeng berdiameter, pemotong kawat, pinset (jika anda membuat coil secara manual bisa digunakan untuk merapikan lilitan), dan lain-lain.

Jika anda tidak memiliki multimeter lebih baik jangan membuat koil sendiri.Mengapa? Jadi begini, tenaga dari baterai yang digunakan pada vapor mekanik langsung disalurkan ke koil, maka voltase yang dihasilkan tidak dapat dirubah. Untuk itu juga, anda harus mengetahui secara pasti batasan voltase dan nilai arus kontinyu (ampere)pada baterai anda.Biasanya ketika membeli baterai sudah tertera.

Tapi jika anda membeli produk yang tidak authentic, biasanya nilai arus tidak sesuai dengan apa yang tertera pada produk anda. Jadi supaya lebih pasti harus anda ukur sendiri. Multimeter ini juga bisa digunakan untuk mengukur hambatan pada koil anda. tapi cara yang lebih simple adalah dengan menggunakan ohm reader.

Disisi lain soal kawat, gunakan kawat seperti kanthal, nichrome, nikelin, titanium, ss, dan lain-lain. Tapi yang paling recomen untuk anda gunakan sebagai koil vaporizer adalah kawat kanthal. Kawat khantal diketahui sebagai kawat resistansi tinggi yang terbuat dari bahan besi, kromium, dan alumunium feritik yang dapat digunakan pada temperatur yang sangat tinggi.

Jadi begini, ketika anda menggunakan vaporizersecara otomatis semakin lama akan semakin panas. Anda membutuhkan kawat yang mempunyai titik leleh tinggi seperti khantal. Karena, jika pemanasan melebihi titik leleh, maka zat-zat aditif dari kawat tersebut akan terlebur dan ikut kita hisap, dan tentu akan berakibat fatal bagi tubuh anda.

Kawat biasanya dinyatakan dalam satuan gauge atau AWG (American Wire Gauge).Semakin kecil ukuran gauge-nya, semakin tebal diameter kawatnya. Nah, ketika anda membuat koil anda juga harus perhatikan ukuran kawat, karena akan berpengaruh terhadap resistansi yang dihasilkan.

Berikut adalah ukuran kanthal dalam AWG yang sudah dikonversi ke dalam satuan mili meter supaya bisa anda jadikan referensi ketika ingin membeli kawat.

Ukuran dalam AWG

 Ukuran dalam mili meter

26

0.40

28

0.32

30

0.26

32

0.20

 

Jika anda membuat lilitan kawat secara manual, diameter dalam  lilitan juga harus anda perhatikan. Hal itut juga bergantung pada obeng yang anda gunakan untuk melilit kawat tersebut. Besar lilitan kawat bisa digolongkan menjadi dua bagian, yakni mikro dan makro. Mikro adalah lilitan yang memiliki diameter sekira 1-2mm, sedangkan makro adalah lilitan kawat yang memilii diameter sekitar 2mm. Nah, diameter ini nanti juga berpengaruh terhadap nilai resistansi yang dihasilkan.

 

  1. Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melilit Kawat

Dalam membuat lilitan, tidak serta merta anda hanya menggulung kawat. Pertama, hal yang harus anda perhatikan adalah mengecek kemampuan device anda terutama baterai. Misalnya, baterai anda mempunyai arus kontinyu 12 Ampere, kemudian voltase paling kecil 3,7 V. Nah, dari informasi ini bisa anda hitung nilai resistansi terendahnya supaya tidak terjadi short circuit (konsleting) atau bahkan ledakan.

Nilai resistansi aman bisa anda hitung menggunakan hukum ohm:

V=IR

Kita asumsikan bahwa nilai arus kontinyu batrai anda adalah 12 Ampere. Ambil nilai arus di bawahnya misal 11 Ampere, kemudian voltase sebesar 3,7 V.

R=3,7/ 11=0.33 ohm

 

Jadi nilai resitansi diatas bisa dikatakan sebagai batas aman. Dibawah nilai itu baterai akan dipush hingga batas stres yang memungkinkan terjadinya short circuit atau bahkan ledakan.

Bagaimana jika koilnya dual?

 

Jika kolinya dual hasil resistansi diatas bisa dimasukkan pada rumus Rp (hambatan) pararel diatas. Hasilnya berupa setengah dari hambatan awal.

Selanjutnya hal yang perlu anda perhatikan adalah soal jumlah lilitan, diameter kawat yang anda gunakan, dan juga diameter dalam lilitan. Perlu anda ketahui, resistansi juga dipengaruhi oleh diameter dan panjang kawat, panjang kawat berkaitan dengan jumlah lilitan yang mungkin. Hal tersebut sesuai dengan dalil fisika hukum ohm berikut:

R= L/A

R diketahui sebagai nilai resistansi, adalah nilai resistivitas (hal ini berarti sifat dari bahan tersebut), L adalah panjang kawat, dan A adalah luasan kawat.

Secara fisis, rumus diatas berarti bahwa nilai R adalah sebanding dengan L. Jadi artinya, jika ingin resistansinya kecil, maka kawatnya juga harus pendek, dan sebaliknya. Kemudian antara R dan A adalah berbanding terbalik. Artinya, jika ingin nilai resistansinya kecil, maka luasan harus besar (hal ini berarti diameter kawat).

 

Untuk kawat ukuran AWG, semakin kecil nilai gauge atau AWG-nya, diameter kawat akan semakin besar, jika diameter kawat besar, sesuai hukum ohm diatas, nilai resistansinya akan mengecil. Resistansi yang kecil akan menyebabkan vaporizer anda ngebul.

Jadi kesimpulannya, jika anda ingin vaporizer anda ngebul maksimal,  bisa anda pilih kawat khantal dengan gauge yang kecil. Kemudian untuk jumlah lilitan, jika ingin nilai resistansinya kecil maka seharusnya jumlah lilitannya juga cukup sedikit, karena semakin banyak lilitan, tentu membutuhkan kawat yang semakin panjang, hal itu akan memperbesar nilai resistansi.

Soal diamter dalam lilitan kawat, semakin besar diameter kawat, secara otomatis akan semakin panjang pula kawat yang digunakan. Kembali pada dalil hukum ohm di atas, semakin panjang kawat maka nilai resistansinya juga akan semakin besar. Jadi gunakan diameter dalam lilitan kawat yang kecil saja (mikro), supaya nilai resistansinya juga kecil. Atau mix and match sesuai selera anda, tapi tetap sesuai dengan hukum ohm.

Vape tool

Apa gunanya vape tool? Jadi misalnya begini, anda akan membuat lilitan. Berapa jumlah lilitannya, supaya menghasilkan nilai resistansi aman seperti yang sudah anda hitung, disini vapetool berfungsi.

Kemudian jika anda tidak ingin menghitung batas resitansi aman dengan menggunakan rumus diatas, bisa juga anda hitung melalui vapetool. Namun supaya lebih meyakinkan, disarankan untuk mengecek kembali pada ohm reader setelah koil jadi

  1. Lilit Kawatnya

Pada tahap ini anda mempunyai dua pilihan. Pertama, membuat koil secara manual dengan obeng, atau yang kedua membuat koil dengan alat bantu koil master. Alat bantu ini bisa anda temukan di toko-toko online, disana sudah banyak beredar. Prinsipnya sama dengan ketika anda membuat koilmenggunakan obeng, hanya saja jika menggunakan koil master akan lebih praktis.

 

Manual

Jika anda memutuskan untuk membuat koil secara manual maka pertama siapkan obeng presisi berdiameter, misal (2mm). Lalu perhatikan gambar berikut untuk step by stepnya. Pegang obeng dengan tangan kiri dan tekan kawatnya. Obeng posisinya ditengah panjang kawat. Lalu mulai putar kawat searah jarum jam (step 1). Kemudian lanjutkan hingga beberapa lilitan. Tarik kaki-kaki koil dengan tang supaya lebih kencang, kemudian potong sisa kawatnya jika masih panjang, kira-kira sisakan 1-2cm supaya mudah ketika dipasang pada atomizer. Nah, jika lilitan kurag rapi, bisa anda rapikan menggunakan pinset.

 

Alat bantu koil master

Jika anda ingin membuat koil dengan koil master maka perhatikan step by stepnya sesuaigambar diatas. Masukkan kawat ke dalam lubang kecil yang terdapat pada koil master (step 1), kira-kira setengah panjang kawat mencuat keluar (step 2). Kemudian tekan ujung kawat satu dengan ibu jari dan tarik ujung kawat yang lain supaya tida geser, dan pasang penutup koilnya. Selanjutnya tekan penutup koil dengan jempol (step 3), putar searah jarum jam. Hitung berapa banyak lilitan sesuai keinginan anda. kemudian copot penutupnya dan tarik kawat dengan obeng agar kencang. Copotkoil dari koil master kemudian potong kaki kawat. Koil siap anda gunakan (step 4). Setelah semua selesai, anda dapat melakukan instalasi koli pada atomizer.

  1. Testing Your Coil for Short

 

 

Nah, setelah koil terbangun anda harus membaca nilai hambatannya pada ohm reader. Fungsinya untuk mengecek apakah besar resistansinya sesuai dengan batas aman resistansi anda. Jika kurang dari itu, bisa jadi terjadi short circuit (konsleting) atau bahkan menimbulkan ledakan. Jika sudah sesuai, anda bisa pasang koil pada atomizer. Selamat mencoba!.