Permasalahan kamera CCTV kerap menjadi kecemasan teknisi CCTV dan juga vendor, yaitu ketika melihat hasil gambar dari kamera CCTV di layar monitor yang tidak sesuai dengan harapan. Hasil gambar CCTV silau, goyang dan bergaris merupakan ciri khas dari problematika kamera CCTV. Karena sulitnya, seringkali untuk mengatasi masalah CCTV, dipakai cara coba-coba (trial and error).
Penerapan teknik trial and error ini bukan tanpa alasan, mengingat sumber gangguan tidak bisa diketahui dengan pasti. Kita hanya bisa melihat gejala yang tampak pada hasil gambar, tanpa bisa memprediksi sebelumnya. Pada uraian kali ini CCTV GARUDA mencoba mengelompokkan jenis-jenis masalah kamera CCTV dengan harapan penanganannya bisa membantu para teknisi dan vendor untuk memecahkan masalah-masalah CCTV.
5 Masalah CCTV yang paling sering terjadi :
- Gambar Silau (Whiting out)
Hasil CCTV silau umumnya terjadi saat kamera CCTV melihat benda yang memantulkan cahaya. Contoh sederhana dalam masalah ini adalah sinar matahari atau lampu yang jatuh di atas lantai maupun dinding berwarna putih. Demikian juga di paving block di halaman, atap mobil box dan ruangan dengan lampu TL yang menyebar rata semisal factory outlet, studio foto, ruang QC (Quality Control) di pabrik dan lainnya. Pada kondisi seperti ini, kamera dengan F Stop rendah cenderung gagal dalam menangkal cahaya kuat. Adakalanya saat kamera ditundukkan ke bawah, gambar menjadi normal, tetapi sayang objek yang ditangkap tidak sesuai dengan keinginan client.
- Gambar Pudar (Faint)
Hasil CCTV pudar ditandai dengan melemahnya warna di semua tepi dari objek yang ditangkap. Penyebab utama biasanya dari kabel yang panjang atau kualitas kabel yang jelek serta power supply yang lemah (drop). Bisa juga dari sambungan konektor yang kurang baik (sekalipun hal ini jarang dituding sebagai penyebab utama).
- Gambar Bergelombang (Waving)
Hasil CCTV goyang umumnya disebabkan oleh interferensi dari frekuensi rendah, misalnya frekuensi listrik 220V/50Hz dari PLN atau genset. Bisa juga disebabkan oleh faktor Ground Loop yang kerap terjadi pada instalasi kabel coaxial yang panjang.
- Gambar Bergaris
Hasil CCTV bergaris disebabkan oleh gangguan frekuensi tinggi seperti lokasi yang berdekatan dengan pemancar radio siaran, radio amatir dan CB (citizen band). Masing-masing gangguan memiliki ciri khas. Jika gangguannya terus menerus, maka dipastikan dari pemancar radio siaran, sedangkan apabila sesekali namun sering, maka gangguan berasal dari komunikasi radio amatir atau CB.
- Gambar Meteorit
Istilah meteorit adalah istilah teknis CCTV. Gejalanya mirip seperti meteor atau komet yang menghiasi layar monitor. Penyebabnya adalah induksi dari motor-motor listrik seperti bor, generator, dinamo mesin dan semisalnya.
Setelah jenis gangguan CCTV dikenali dengan cermat, maka kita dapat memulai troubleshooting. Berikut ini adalah list peralatan penunjang yang sangat membantu dalam troubleshooting CCTV di lapangan :
- Kamera CCTV standar atau Dome yang cukup baik sebagai referensi. Usahakan kamera cadangan ini memiliki salah satu feature berikut : TDN (True Day & Night), DNF (Day & Night Function) atau SDNR (Super Dynamic Noise Reduction).
- Fixed lens dengan F Stop 1.6 atau 2.0 (milimeter bebas).
- Power supply 2A (Switching).
- Battery 12V/4AH (lengkap dengan clip dan jack DC).
- ST-BT01Q atau sejenisnya.
- Multimeter Digital.
- Ground Loop Isolator GL001 (sebaiknya 2 buah).
Daftar di atas telah mencukupi untuk satu kali troubleshooting. Sedangkan jika ingin lebih serius lagi, maka kita harus siapkan pula filter-filter tambahan seperti : Video Transformer Filter, High Frequency Blocker dan EMI Filter. Makin lengkap peralatan penunjang, tentunya lebih baik.
Baiklah kita mulai dengan 2 contoh kasus yang sering ditemui saat ini, yaitu gambar bergaris (kasus elevator camera) dan redup-terang.
- Elevator Camera Problem Gejala (symptom) : Saat lift diam gambar bagus, tetapi saat lift bergerak gambar bergaris-garis.
Kemungkinan Penyebab:
- Induksi listrik pada kabel coaxial yang berdekatan dengan kabel power lift.
- Koneksi kabel coaxial kurang baik.
- Power supply
Alternatif Penanganan
- Hubungkan output kamera (ujung kabel coaxial di ruang mesin lift) langsung ke monitor. Lihat hasilnya. Jika bagus, maka masalahnya ada pada kabel ke monitor di control room.
- Supply dulu kamera dengan battery 12V/4AH, lalu amati gejalanya. Jika masalah hilang, maka dipastikan sumber gangguannya adalah dari power adaptor (karena saat memakai baterai, gambar bagus).
- Selanjutnya pisahkan sumber listrik untuk adaptor kamera dengan power untuk lift. Kalau perlu, gantilah adaptor kamera dengan yang lebih baik (jenis switching) atau pasanglah EMI filterpada jalur 220V yang diperuntukkan bagi adaptor kamera.
- Jika 2 point di atas masih bermasalah (gangguan belum hilang), cobalah tambahkan GL001 pada output kamera, lalu amati gejalanya. Bisa juga dicoba dengan memasang GL001 di kedua ujung kabel, satu di output kamera dan satu lagi di input
- Bila perlu, untuk sementara ganti kamera dengan kamera cadangan, lalu amati hasilnya. Jika gangguan hilang, maka sumber masalah ada pada kamera.
- Selesaikan dulu masalah di titik ini (di ruang mesin lift) sebelum mengatasi masalah di control room (DVR).
- Jika di ruang mesin lift tidak ada gangguan, namun saat tiba di control room gangguan kembali muncul, cobalah untuk tetap menggunakan dua buah GL001, yaitu satu di output kamera dan satu lagi di input DVR (yang ada di control room).
- Jika masalah tak kunjung hilang juga, pertimbangkanlah untuk menggunakan teknik video balun.
- Lighting ProblemGejala (Symptom) : saat lampu TL dinyalakan, gambar redup-terang berulang kali (gambar berdenyut).
Kemungkinan Penyebab :
- cahaya lampu berada pada titik ambang (threshold) electronic shutter
Alternatif Penanganan:
- Pastikan power supply bekerja baik (gunakan ST-BT01Q).
- Jika ada, tempatkan DIP switch FL (Flickerless) pada posisi ON pada standard / box
- Pilihlah lensa dengan F Stop besar (misalnya 2.0).
- Jika masih mungkin, mainkan arah kamera sampai gangguan hilang atau berkurang.
- Ganti kamera dengan kamera cadangan, amati hasilnya.
Kasus-kasus seperti ini lebih banyak memerlukan trial and error yang cermat dan ketenangan dalam analisa, sebab antara satu kasus dengan lainnya berbeda.