Siapa yang tidak kenal dengan action camera? Siapa pun yang gemar olah raga ekstrem, otomotif, atau sekadar menghabiskan waktu menikmati video di YouTube, setidaknya kenal dengan action camera macam GoPro HERO, Sony Action Cam, hingga Polaroid Cube.
Sejatinya, fungsi utama action camera adalah untuk merekam video. Pada praktiknya, banyak juga pengguna yang memanfaatkannya untuk memotret. Selain karena andal untuk memotret di dalam air hingga ujung atmosfer (cek video “Supersonic Freefall” Felix Baumgartner di YouTube), keunggulan action camera terletak pada lensa wide-angle-nya yang mampu menangkap lebih banyak objek ketimbang kamera dengan lensa biasa. Ada sejumlah angle tidak biasa yang bisa membuat foto jadi lebih menarik.
Meski begitu, untuk menghasilkan foto yang bagus, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Alasannya karena kebanyakan action camera menawarkan pengaturan fix, mirip seperti kamera ponsel. Anda hanya disuguhi pengaturan standar seperti resolusi dan mode foto per frame, time-lapse, atau burst.
Abe Kislevits, fotografer yang sering memotret dengan GoPro ketika bermain ski, membeberkan beberapa tips memotret dengan action camera. Menurut Kislevits, yang menggunakan tongkat ski sebagai selfie stick, hal penting yang perlu diperhatikan adalah arah matahari, posisi kamera, dan ekspresi wajah serta posisi tubuh.
Arah matahari
Jika Anda pernah melihat foto-foto karya Kislevits, Anda akan tahu kalau ia suka penggemar efek “sunburst.” Untuk menghasilkan efek ini, Anda bisa mengatur arah matahari berhadapan dengan kamera, namun cahayanya sedikit terhalang oleh objek lain, entah itu gedung, dahan pohon, atau tubuh Anda sendiri.
Efek ini terkadang tidak bisa didapatkan dengan sekali jepret. Untuk itu, Anda bisa menggunakan fitur burst pada action camera, kemudian memilih frame yang paling sempurna.
Letak kamera
Selanjutnya, untuk posisi kamera, Anda harus tahu betul ingin memotret dari angle mana. Dari arah belakang, depan, atas, bawah, atau depan? Jika ingin memotret seluruh badan, Kislevits punya trik jitu; memiringkan GoPro 90 derajat agar menghasilkan foto vertikal.
Posisikan kamera sejauh mungkin dari tubuh Anda dan arahkan lensa ke pusar. Dengan begitu, Anda akan mendapat komposisi antara langit dengan bumi yang seimbang.
Menurut Kislevits, orang-orang cenderung mengarahkan lensa ke wajah. Akibatnya, setengah foto hanya berisi langit.
Ekspresi wajah
Setelah tahu arah matahari dan di mana letak kamera yang ideal, Anda juga harus ekspresif. Percaya atau tidak, ekspresi wajah—juga posisi tubuh—menentukan bagus atau tidaknya sebuah foto.
Apakah Anda ingin tersenyum, menyeringai, membungkuk, atau mengacungkan jari membentuk simbol V? Semua itu harus diputuskan sebelum menekan tombol shutter.
Ditekankan oleh Kislevits, meski teknik ini ia gunakan untuk olahraga ski, Anda bisa menerapkannya juga pada segala situasi—seperti saat foto bersama bareng teman.
Manfaatkan akesori
Aksesori action camera yang bermacam-macam bisa Anda manfaatkan juga untuk membuat hasil foto jadi lebih menarik. Seperti Hafizh Zulfikar, misalnya. Pengguna GoPro HERO4 Black Edition ini kerap bereksperimen dengan berbagai aksesori mount saat merekam hobi otomotifnya.
“Untuk di mobil, biasanya cukup menggunakan suction cup saja. Nanti tinggal posisi posisi action camera-nya tinggal diatur, mau di dalam kabin (mengarah ke pengemudi) atau di luar,” jelas Hafizh.
Saat menggunakan aksesori, biasanya tombol shutter akan sulit dijangkau. Cara memotret paling simpel adalah menggunakan mode burst atau self timer. Sayangnya ini akan menyulitkan Anda memotret tepat pada momen yang dikehendaki.
Solusinya bisa dengan menggunakan aksesori remote atau aplikasi ponsel. Jika menggunakan app ponsel, baterai action camera akan jadi lebih boros, sehingga Anda harus menyiapkan baterai cadangan.