Kabel coaxial adalah jenis kabel yang umum digunakan dalam teknik radio dan CCTV. Karakteristik impedansi yang digunakan untuk radio biasanya 50 ohm (contohnya: RG-58) sedangkan untuk CCTV adalah 75 ohm (contohnya: RG-59). Problematika yang kerap muncul dalam instalasi kabel coaxial jarak jauh adalah interferensi yang diakibatkan oleh pengaruh ground loop. Ground loop dapat timbul dari longgarnya sambungan connector di kedua ujung kabel, baik di sisi camera maupun di sisi input DVR. Oleh karena connector kurang "menggigit" kabel, maka camera dan input DVR tidak berada dalam ground yang sama. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya interferensi berupa gambar yang bergaris-garis atau goyang. Ground loop bisa disebabkan pula oleh kurang sempurnanya sambungan kabel. Kualitas kabel coaxial yang buruk bisa menjadi penyebab nomor tiga. Diantaranya adalah hambatan (resistansi) kabel yang tinggi, sehingga  menyebabkan sinyal video rentan terhadap losses.

Selain problematika di atas, instalasi kabel coaxial jarak jauh sebanyak jumlah camera yang terpasang, mendatangkan kesulitan tersendiri bagi teknisi. Ukuran kabel yang sebesar telunjuk untuk satu camera bukan perkara mudah jika jumlahnya mencapai hingga 16 kabel, apalagi 32. Adakalanya instalasi kabel coaxial untuk kondisi seperti ini tampaknya kurang efektif.

Di sisi lain, ada pula kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair) yang sudah menjadi standar bagi instalasi pada jaringan komputer (LAN). Kabel ini memiliki 4 pasang konduktor (disebut dengan 4-pair). Kendati terdiri atas  4 pair, namun sepengetahuan kami pada instalasi jaringan LAN yang digunakan hanya 2 pair saja, sedangkan sisanya dicadangkan untuk keperluan lain, misalnya untuk Data dan PoE (Power over Ethernet). 
 

Sebagaimana diketahui, kabel-kabel yang terpilin (twisted) memiliki karakteristik sangat baik dalam menolak setiap bentuk noise atau interferensi dimana sifat ini sangat dibutuhkan pada transmisi data. Nah, keunggulan twisted inilah rupanya yang kemudian dilirik untuk diterapkan pula pada sistem transmisi video (CCTV). Apalagi jika bukan dimaksudkan sebagai pengganti kabel coaxial. Dengan memakai kabel UTP diharapkan pengaruh gangguan berupa  noise dan interferensi pada camera bisa dikurangi, bahkan dihilangkan. 
 
Namun sayang sifat elektrik kedua jenis kabel ini tergolong berbeda. Kabel coaxial, umpamanya, dikategorikan sebagai kabel unbalance, mungkin disebabkan bagiannya tidak sama (ada bagian tunggal dan satunya lagi bagian serabut). Sedangkan kabel UTP digolongkan sebagai kabel balance, dikarenakan penghantarnya sejenis (homogen). Perbedaan inilah yang kemudian memunculkan istilah Balun, yang merupakan kependekan dari Balance unbalance. Perbedaan impedansi karakteristiknyapun berbeda pula, dimana coaxial umumnya sebesar 75ohm, sedangkan kabel UTP memiliki impedansi tak-terhingga. Oleh sebab itulah mengapa instalasi CCTV tidak bisa langsung memakai kabel UTP, karena akan terjadi ketidaksesuaian impedansi (mismatch). Ketidaksesuaian impedansi ini dalam banyak hal akan menimbulkan dampak serius. Selain tidak tercapainya transfer sinyal yang maksimum, dalam bidang CCTV hal ini akan menyebabkan loss signal berupa hilangnya gambar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan satu alat penyesuai impedansi dari yang balance ke unbalance. Alat ini disebut Balun (balance-unbalance). Oleh karena dipakai untuk menyalurkan sinyal gambar, maka istilahnya menjadi Video Balun. Pihak pembuat menyebut produk ini sebagai Twisted Pair Transmission, yaitu upaya menyalurkan sinyal video, data, bahkan tegangan rendah hanya melalui satu kabel twisted pair.


Bayangkan jika kita mengunakan coaxial, maka kita perlu menyediakan 3 jenis kabel yang berbeda, yakni kabel coaxial, kabel tegangan dan kabel dataJadi, pilih yang mana, sebundel kabel coaxial atau seutas kabel twisted pair?