Sekilas mengenal tentang RFID
RFID merupakan singkatan dari Radio-
Frequency Identification. Secara fisik RFID hanya berupa perangkat
elektronik yang kecil yang terdiri dari
small chip dan sebuah antena. Chip ini
biasanya mampu menyimpan data
sekitar 2.000 bytes.
Perangkat RFID memiliki kesamaan
fungsi dengan barcode atau magnetic
strip yang ada di belakang kartu kredit
atau kartu ATM; dimana alat ini
menyediakan informasi identifikasi
yang unik dari masing-masing kartu. Hanya saja bar code atau magnetic strip
tersebut harus di-scanning untuk
mendapatkan informasinya. Sama
halnya, perangkat RFID juga harus di-
scan untuk mengambil informasinya.
RFID lebih baik daripada Barcode
Salah satu kelebihan perangkat RFID
adalah perangkat ini tidak memerlukan
posisi yang tepat pada saat dilakukan
scanning. Kita mungkin sangat akrab
melihat petugas kasir di supermarket sering merasa kesulitan saat scanning
barang dengan memutar-butar hingga
terbaca oleh barcode reader. Untuk
kartu kredit atau ATM, kartu harus
digesek oleh alat baca khusus.
Menariknya, perangkat RFID bisa
dikenali dengan jarak yang cukup jauh
(6 meter untuk frekuensi tinggi) dari
mesin pengenal (scanner). Misalnya
pada saat anda berbelanja anda
meletakkan keranjang belanja di depan kasir dan diposisikan di depan
mesin scanner; dalam beberapa saat
mesin akan mengkalkulasi dengan
mendata jumlah barang yang kita beli
lewat informasi pada barang yang ada
di keranjang tersebut.
Teknologi RFID ini sebenarnya sudah
cukup lama (lebih dari 50 tahun).
Namun kurang banyak peminatnya
dengan alasan biaya per-tag yang
cukup mahal. Hal lainnya adalah tidak
berkembangnya standard RFID.
Masalah yang sering terjadi pada RFID
Beberapa masalah yang sering terjadi
pada sistem/ atau perangkat RFID ini
adalah reader collision dan tag
collision. Reader collision terjadi pada
saat sinyal dari 2 atau lebih alat pembaca (reader) saling tumpang
tindih. Untuk solusinya, sistem harus di
set up dengan baik agar masalah ini
tidak terjadi. Tag collision terjadi jika
sejumlah tag ada pada area yang kecil
sehingga sistem kesulitan untuk membaca secara cepat. Solusinya
adalah dengan menciptakan sistem
respon tag yang lebih cepat lagi.
Bagaimana RFID bekerja?
Sebuah system Radio-Frequency
terdiri dari 3 bagian:
Sebuah scanning antenna
Sebuah penerima (transceiver) dengan
decoder untuk menterjemahkan data.
Sebuah pengirim (transponder) atau
disebut juga tag yang telah deprogram
untuk sebuah informasi
Antena akan mengirimkan melalui
sinyal frekuensi radio dalam jarak yang
relative dekat. Dalam proses transmisi
tersebut terjadi 2 hal:
Antena melakukan komunikasi
dengan transponder, dan
Antena memberikan energi kepada tag
untuk berkomunikasi (untuk tag yang
sifatnya pasif)
Ini adalah kunci kehebatan teknologi
RFID. Sebuah tag yang dipasang tidak
menggunakan sumber energi seperti
batere sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang sangat lama.
Antena bisa dipasang secara
permanent (walau saat ini tersedia juga
yang portable) Bentuknya pun
beragam sekarang sesuai dengan
keinginan kita. Pada saat tag melewati
wilayah sebaran antena, alat ini kemudian mendeteksi wilayah
scanning. Selanjutnya setelah
terdeteksi maka chip yang ada di tag
akan ”terjaga” untuk mengirimkan
informasi kepada antena.
Di pasaran saat ini ada 2 tipe tag RFID:
a. Tag RFID aktif : tag ini memiliki
sumber energi sendiri atau batere
internal. Keuntungannya adalah alat
pembaca (reader) mampu mengenali
tag dalam jarak yang cukup jauh
(mampu memancarkan sinyal lebih kuat). Memory pada tag ini cukup
variatif bahkan ada yang sampai 1MB.
Tag aktif bisa mengirim sejumlah
instruksi ke mesin dan mesin
menangkap informasi ini dalam bentuk
history tag. Kendalanya adalah ukuran yang lebih besar, harga yang lebih
mahal dan usia yang terbatas (bisa
maksimal sampai 10 tahun tergantung
temperatur dan tipe batere)
b. Tag RFID pasif: tag ini tidak memiliki
sumber energi seperti batere.
Umumnya tag pasif ini berukuran lebih
kecil dibandingkan dengan tag aktif
dan berharga lebih murah dan usia
pakai yang tidak terbatas. Keterbatasannya adalah jarak dalam membaca informasi ke transceiver. Tag
pasif ini sudah diprogram sebelumnya
dengan data-data yang unik (32 s.d
128 bit) dan tidak dapat dimodifikasi.
Keunggulan lainnya tag RFID bisa
dibaca dalam segala kondisi dimana
barcode atau alat semacamnya tidak
mampu.
Tag tidak harus ada di permukaan
obyek
Kecepatan pembacaan tag kurang dari
100 mili detik
Mampu membaca sejumlah tag pada
saat hampir bersamaan (tidak harus satu-satu)
Frekuensi
Sistem RFID dibedakan oleh rentang
frekuensi yang digunakan. Untuk
frekuensi yang rendah (30 KHz sampai
500 KHz) memiliki kemampuan jarak
baca yang pendek dan system yang
lebih murah. Biasanya dengan frekuensi ini, digunakan untuk aplikasi
keamanan, pelacakan asset dan system
identifikasi hewan.
Untuk frekuensi tinggi (850 MHz
sampai 950 MHz dan 2.4GHz sampai
2.5GHz) digunakan untuk jarak baca
yang lebih jauh (lebih dari 3 meter)
dengan kecepatan baca yang tinggi.
Dapat digunakan untuk aplikasi seperti informasi kereta api, pembayaran tol
dan lain-lain. Dengan performansi yang
lebih baik membuat system frekuensi
ini harganya lebih mahal.
Apakah memungkinkan RFID dipasang
di tubuh?
Di masa depan, perangkat RFID
memungkinkan dipasang pada tubuh
(bisa manusia atau hewan). Beberapa
analis menyebutkan ini sudah menjadi
kebutuhan masa depan. Tentu saja
dengan syarat tiak harus melukai atau merusak jaringan tubuh. Alat yang
dipasang harus mampu menangkap
sinyal yang dikirim oleh transponder
RFID. Beberapa penyedia RFID sudah
mulai mengembangkan
biocaompatible tag untuk mengantisipasi kebutuhan ini.
Satu masalah utama yang masih
dipecahkan oleh para ahli adalah
ukuran tag yang kecil yang
memungkinkan untuk berpindah-
pinda h jika dipasang di bawah permukaan kulit. Sebagian
mengembangkan dengan teknik
penyuntikan hyperdemic. Sebuah tag
seukuran biji beras ditanamkan melalui
penyuntikan di bawah kulit. Uji coba
dilakukan pada seekor anjing yang ditanam diantara tulang bahu. Ada juga
yang sudah melakukan uji coba pada
sapi.
Untuk apa RFID digunakan?
Saat ini RFID sudah digunakan untuk
berbagai keperluan dan dengan
berbagai ukuran, diantaranya:
Alat pelacak binatang peliharaan;
umumnya ditanam di bawah kulit
dengan ukuran kecil (seukuran 1 butir
beras)
Alat identifikasi tanaman
Kartu kredit Kantong belanja dan item produk
(toko swalayan)
Truk, mobil dan kereta api
Barang pajangan di museum
Apakah teknologi RFID aman dan
privacy?
Sayangnya, tidak semua perubahan
atau teknologi baru disukai oleh
konsumen. Bayangkan jika kita sedang
membawa buku yang terpasang tag
RFID. Sesaat dengan alat yang disebut
”sniffer” bisa mengaktifasi informasi yang ada dalam tag tersebut dan
mengambil informasi apa saja yang
baru kita beli. Tentu saja hal ini bisa
dianggap menganggu privacy kita.
Begitu juga jika dipasang pada
kendaraan. Tentu dengan mudah
banyak pihak-pihak yang mampu
melacak keberadaan kita.
Ada beberapa hal pemanfaatan RFID
yang bisa digunakan oleh masyarakat,
diantaranya:
Pemasangan tag pada passport untuk
mempercepat antrian di perbatasan
Penggunaan tiket kereta, pesawat atau
kapal
Pembayaran jasa parkir, tol dan derek
Kartu kesehatan, dll Apa bahayanya Tag RFID?
Salah satu kendala atau masalah utama
dari tag RFID adalah isi atau informasi
yang bisa dibaca oleh siapapun (jika
memiliki scanner) – bahkan jika kita
sudah keluar dari area scanning.
Salah satu teknologi yang saat ini juga
dikembangkan adalah zombie RFID
tag. Tag ini secara temporer akan di-
non aktifkan jika kita meninggalkan
area scanning. Ilustrasinya seperti ini:
jika kita membawa barang belanjaan ke kasir, RFID scanner akan membaca
item belanjaan, selanjutnya kita
membayar dan meninggalkan toko.
Pada saat kita meninggalkan toko kita
akan melewati sebuah alat yang secara
otomatis akan men-deaktivasik an tag melalui sinyal tertentu agar tag tersebut
menjadi ”mati” atau tidak aktif (tidak
bisa dibaca lagi)
Secara system tag tersebut juga bisa
“dihidupkan” lagi
Keunggulan RFID dibandingkan
dengan Barcode RFID dan barcode memiliki kesamaan
yaitu menyimpan informasi tentang
sebuah item atau produk. Namun ada
beberapa perbedaan penting diantara
keduanya. Barcode membutuhkan kontak
langsung yang terhubung dengan
kode-kode cetak yang ditangkap oleh
reader. RFID tidak perlu kontak
langsung.
Tag RFID dapat dibaca pada jarak yang lebih jauh, berbeda dengan barcode
Pembaca RFID bisa menangkap
informasi dengan cepat (40 tag per-
detik). Berbeda dengan barcode yang
umumnya membaca satu persatu (2 tag
per-detik) Barcode yang tercetak harus
diposisikan di luar (kelihatan) untuk
memudahkan pembacaan. Tag RFID
bisa dipasang di dalam barang (tidak
kelihatan) sehingga lebih awet.
Barcode tidak mempunyai kapabilitas untuk membaca/ menulis; serta tidak bisa ditambahkan informasi baru.
Berbeda dengan Tag RFID yang bisa
dibaca/ ditulis secara berulang-ulang. Mesin pembaca RFID bisa
berkomunikasi dengan tag.
Tag RFID pada umumnya berharga
lebih mahal daripada barcode.