Pengantar
Kendati terbilang cukup lama berkecimpung di bidang CCTV, namun tak jarang kita dibuat bingung oleh istilah yang tercantum pada spec. teknis satu produk. Contohnya: pernahkah kita bingung dengan istilah resolution, dimana pada camera dinyatakan sekian TVL, namun pada DVR digunakan istilah CIF (dibaca: sif), D1, Half D1 dan sebagainya? Jika ya, kami yakin anda tidak sendirian, paling tidak kamipun sama-sama bingung. Namun, siapapun kita, entah sebagai vendor, marketing, sistem integrator, maupun teknisi, hendaklah kita dapat menjelaskan istilah-istilah seperti itu kepada customer dngan baik. Pada posting kali ini kami akan menurunkan uraian singkat yang berkenaan dengan persoalan resolution ini. Semoga berguna bagi kita semua.

Resolution adalah istilah yang kerap kita dengar pada saat seseorang menjelaskan mengenai kualitas dari satu produk camera CCTV. Secara umum dikatakan, makin tinggi nilai resolusi satu camera, maka kualitas gambarnya akan semakin halus (baca: baik). Sebagai contoh, camera dengan resolusi 480 tv line (tvl) akan lebih halus daripada camera 380 tv line, 550 tvl lebih halus ketimbang 480, demikian seterusnya. Tapi pernahkah kita mendengar istilah resolusi lain, yaitu yang dinyatakan dalam CIF, D1, QCIF dan lainnya? Jika belum, kami akan menjelaskan duduk perkaranya, mengapa sampai dijumpai adanya dua istilah berbeda dalam menjelaskan resolusi tersebut.

Dampak Perubahan Analog ke Digital
Dalam dunia televisi, hingga saat ini dikenal beberapa sistem standar, diantaranya (yang paling populer) adalah NTSC dan PAL. Dalam sistem NTSC dinyatakan, untuk menampilkan satu gambar secara utuh diperlukan 2 bidang (istilahya field)  yang masing-masing terbentuk dari 240 garis hitam (ganjil) dan 240 garis putih (genap). Perhatikanlah gambar di bawah ini.

Berdasarkan hal itu, maka apabila satu camera CCTV -katakanlah sekian tv line- kita sambung langsung ke monitor TV biasa, maka resolusi yang ditampilkan adalah apa adanya, tanpa proses apa-apa lagi. Demikian juga halnya dengan resolusi-resolusi lainnya. Jadi, dalam keadaan seperti ini tidak terjadi apa-apa, selain wujud resolusi camera itu sendiri yang dinyatakan dalam TV lines. Ranah ini dinamakan ranah analog.

Namun, ceritanya akan menjadi lain apabila kita hubungkan camera tadi dengan DVR untuk direkam. Dalam keadaan ini, output camera akan mengalami proses digitalisasi (lagi) pada DVR. Nah, dampak dari proses inilah yang nantinya menghasilkan istilah resolusi baru dan seringkali terdengar membingungkan, yaitu CIF, QCIF, D1 dan lainnya. Resolusi ini adalah hasil dari proses prekaman (recording), sehingga dikatakan DVR ini dapat merekam sekian fps dalam resolusi CIF. Alhasil, jika resolusi camera analog dinyatakan dalam tv line, maka setelah direkam oleh DVR akan menghasilkan resolusi lain, misalnya CIF, D1 dan lainnya. Perhatikanlah gambar di bawah ini.

Lalu apakah artinya D1, CIF dan QCIF?  Ini adalah resolusi sebagai hasil dari proses perekaman sinyal secara digital yang umumnya ditulis sebagai bentuk perkalian sekian kali sekian pixel (picture element). Penjelasan singkatnya begini:

- D1 menyatakan resolusi 704 x 480 pixels (pada sistem camera NTSC) atau 720 x 576 pixels (pada sinyal PAL). Perlu diketahui, bahwa ini adalah resolusi tertinggi yang bisa direkam dan disimpan oleh sistem DVR masa kini. Jika ada yang mengatakan selain ini, maka mereka keliru. Beberapa DVR kelas atas bisa melakukan rekaman setinggi ini. Namun, banyak DVR pula yang menyatakan bisa merekam secara real time pada 25 fps, tetapi jika spec.-nya dibaca sekali lagi, maka rekaman itu dilakukan pada resolusi CIF, bukan D1.

- CIF merupakan singkatan dari Common Intermediate (or Interchange) Format yang berukuran 352 x 240  pixels (lebih kecil daripada D1). Resolusi inilah yang umum digunakan pada DVR kelas menengah untuk merekam video secara real time (25 fps). Pada DVR kelas tinggi, resolusi inilah yang umumnya dipakai untuk video streaming via internet, sebab jika menggunakan D1 akan memboroskan bandwidth.

- QCIF memiliki ukuran lebih kecil lagi, yaitu 176 x 120 pixels. Resolusi ini sering dipakai untuk melihat tampilan video melalui perangkat mobile (smartphone), karena sedikit menguras bandwidth.

Sampai di sini semoga jelas perbedaan antara TVL dengan CIF dan lainnya. Pendek kata, TVL adalah resolusi untuk camera analog, sedangkan CIF dan lainnya merupakan istilah resolusi yang dipakai pada sinyal-sinyal digital, seperti DVR dan IP camera.

Nah, jika ada dua dunia -analog dan digital- seperti itu, maka persoalan yang muncul adalah bagaimanakah agar sinyal analog camera kita ini bisa direkam secara optimal oleh digital video recorder (DVR)? Optimal di sini artinya DVR bisa menampilkan rekaman dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh camera kita, tanpa cacat yang berarti. Untuk itu, Tabel di bawah ini bisa dijadikan patokan awal. Maksudnya, pilihlah mode rekaman yang paling pas dengan resolusi camera. Pas artinya mode tersebut tidak mengambil space hard disk untuk kualitas gambar yang sia-sia. Dengan kata lain, tidak ada peningkatan kualitas gambar lagi sekalipun modenya dinaikkan ke yang lebih tinggi.