Kalau dari cara penggunaan sudah jelas berbeda karena mesin absensi sidik jari menggunakan verifikasi sidik jari dan mesin absensi wajah menggunakan verifikasi wajah. Namun, adakalanya sidik jari susah terdeteksi terlebih saat sidik jari kotor, basah, berkeringat atau terlalu kering karena sensor sidik jari pada mesin absensi sangat sensitif.
Untuk mengantisipasi hal ini, biasanya mesin absensi sidik jari dilengkapi jenis verifikasi lain seperti kartu maupun password agar karyawan bisa tetap melakukan scan kehadiran. Salah satu contoh mesin absensi sidik jari yang memiliki dobel sensor sidik jari untuk mengurangi jumlah antrian dan mempercepat proses saat akan scan kehadiran. Mesin absensi ini cocok digunakan untuk jumlah orang yang banyak karena mampu menampung data sidik jari sebanyak 10.000 jari, 10.000 kartu, dan 160.000 data scan.
Mesin absensi wajah memiliki teknologi yang lebih canggih dengan penggunaan yang simpel, mudah dan cepat. Contohnya mesin absensi wajah. Dengan dibekali kamera inframerah, scan kehadiran menggunakan wajah di ruangan yang gelap pun bisa terdeteksi. Cara scan kehadiran dengan mesin absensi jenis ini adalah berdiri di depan mesin absensi wajah dalam jarak yang tepat agar bisa terdeteksi oleh kamera. Selain itu, mesin absensi wajah ini dapat digunakan untuk mengontrol akses pintu dan dilengkapi dengan removable battery.
Setelah mengetahui perbedaan kedua jenis mesin absensi biometrik di atas, Anda bisa mempertimbangkan mesin absensi mana yang lebih cocok dan sesuai kebutuhan di perusahaan ataupun di sekolah.