Sering kali Anda direpotkan ketika harus menyimpan data transaksi pembelian ataupun penjualan yang tercetak pada selembar kertas thermal karena pudarnya cetakan transaksi tersebut, sehingga data yang Anda perlukan hilang. Berbagai cara dilakukan untuk tetap mempertahankan cetakan tersebut, mulai dari cara penyimpananya di tempat yang rapih sampai membuat salinanya tetapi hasilnya tetap sama, cetakan tersebut cepat sekali hilang.
Pada dasarnya standar bahan kertas thermal mengunakan teknologi dye dan coreactant untuk menbentuk sebuah gambar pada lembaranya. Kombinasi dari kedua teknologi tersebut sangat sensitive terhadap paparan sinar UV dan dapat membuat cetakan perlahan-lahan pudar ketika dihadapkan dengan sinar UV secara langsung dan interns. Kestabilan hasil cetakan tersebut bergantung pada kualitas dari kertas thermal, desain kertas dan intensitas dari sinar UV tersebut.
Karena kesesitivitasan tersebut maka ada cara untuk menyimpanya agar hasil cetakan tersebut tidak mudah pudar, setidaknya sebagai langkah awal letakkan kertas tersebut pada tempat gelap dengan suhu kamar di bawah 77° F (25° C) dan kelembaban relative antara 45% dan 65%. Jika kondisi tersebut konstan maka setidaknya cetakan kertas tersebut akan dapat bertahan selama lima sampai tujuh tahun.
Selain itu, Anda juga harus mengetahui hal-hal apa yang dapat menyebabkan pudarnya cetakan pada kertas themal selain paparan sinar UV, seperti pelarut organic alcohol, karbon kertas, jenis printer thermal, air, ammonia dll. Dengan pengetahuan tersebut setidaknya Anda dapat mengulur waktu dari pudarnya cetakan transaksi tersebut.
Berbagai macam kertas thermal maupun printer thermal ditawarkan di pasaran denga harga yang beragam pula.