Sejarah Singkat
Pernahkah suatu ketika anda melewati bengkel mobil lalu melihat plang tertulis Tune Up/ Scan Komputer Mobil? Jika tidak, berikut akan kami jelaskan tentang komputer pada mobil.
Berawal dari kesepakatan dewan kongres Amerika Serikat pada tahun 1970 supaya mobil lebih menghasilkan emisi yang ramah lingkungan guna menyiptakan udara bersih yang layak bagi populasi dan kehidupan di bumi dan kesadaran akan bahaya emisi gas buang. Kesepakatan ini mendorong pabrikan otomotif untuk berinovasi dan mengembangkan perangkat yang bisa diterapkan pada kendaraan untuk mengurangi tingkat polusi akibat dari pembakaran pada mesin mobil. Lalu lahirlah DLC (Diagnostic Link Connectors) yaitu alat yang memungkinkan para mekanik untuk memonitor performa mesin, selain itu ada pula lambda sensor, sebuah alat yang dihubungkan dengan knalpot untuk melihat konsistensi emisi.
Tahun 1985, lahirlah sebuah standard alat elektronik yang terintegrasi bukan hanya untuk memonitor emisi gas buang, tapi juga untuk menjaga kestabilan performa mobil secara keseluruhan. Alat ini disebut ECU (Engine/ Electronic Control Unit), dunia otomotif baru telah lahir, kini mobil memiliki lampu indikator pada dashboard yang akan menyala saat mobil mengalami kejanggalan, mulai dari pintu yang kurang rapat, tidak mengenakan sabuk pengaman, atau kejanggalan pada performa mesin. Sistem ini secara keseluruhan disebut OBD (On Board Diagnostic).
OBD 1
Semenjak diperkenalkan pertama kali dan menjadi standard pada tahun 1985, Amerika dan beberapa negara Eropa mewajibkan setiap mobil yang dipasarkan di negaranya memiliki perangkat ini, OBD 1 hanya mengontrol performa emisi saja, belum mengontrol kinerja alat elektronik lainnya pada mobil.
OBD 1.5
Tahun 1994 – 1995 General Motors Company, sebuah pabrikan mobil Amerika Serikat menambahkan perangkat berupa sensor oksigen pada beberapa model mobil seperti Corvette, Pontiac, Chevrolet Camaro. Namun, penerapan sensor Oksigen ini belum diikuti oleh pabrikan yang lain, maka versi OBD ini lebih dikenal dengan OBD Beta. Pada versi OBD 1.5 mulai diperkenalkan konektor 16 lubang (Connector Pin Out).
OBD 2
Tahun 1996 merupakan era dari mobil berkomputer, hampir seluruh pabrikan mobil terkenal dari Eropa dan Amerika menerapkannya, pabrikan mobil Jepang baru mengimplementasikan pada produk-produk premium saja. OBD 2 memiliki cakupan monitor yang lebih luas dibanding dengan versi sebelumnya, kini hampir semua bagian elektronik pada mobil dikontrol kinerjanya dengan alat ini. Seluruh fungsi OBD terhubung pada sebuah DLC pada mobil, dengan satu panel maka kita bisa mengetahui kejanggalan apa saja yang terjadi pada mobil. Melalui OBD kita bisa mengetahui kegagalan pengapian (rich and lean), performa inlet dan exhaust manifold, lampu mobil, sampai fungsi rem ABS dan Airbag (iSRS, SRS). Ketika kejanggalan terjadi lampu DLC akan menyala dan menunjukkan bagian mana yang tidak bekerja secara presisi. Lalu pemilik mobil cukup membawa mobilnya ke bengkel guna dilakukan OBD interface test. Mekanik akan melakukan pengecekan dengan menghubungkan konektor pada alat OBD scan tool baik yang portabel atau menggunakan perangkat komputer, dari display interface kita bisa melihat data tentang kejanggalan pada bagian mobil, ditunjukkan dengan kode DTC (Diagnostic Trouble Codes):
P_ _ _ _. 5 digit yang diawali dengan huruf (trouble code) yang menunjukkan bagian (P: Powertrain/ Mesin, B: Body, C: Chassis, U: Network/ Jaringan) dan diikuti oleh 4 angka yang mengindikasikan spesifikasi pabrikan serta bagian yang mengalami kejanggalan.
Cek ketersediaan OBD
Apakah mobil anda termasuk mobil yang dilengkapi dengan OBD? Tentunya setelah anda mendengar OBD anda menjadi penasaran dan mulai mencari tahu ketersedian perangkat ini di mobil anda. Berikut adalah karakteristik mobil yang dilengkapi oleh OBD 1, 2;
1. Mobil buatan tahun 1985 ke atas
2. Rata-rata mobil yang menggunakan sistem pengapian EFI (Electronic Fuel Ignition)
3. Periksa di bawah dashboard roda kemudi, pastikan di situ tersedia konektor seperti pada gambar. Pada beberapa mobil konektor berada di bali ashtray (asbak).
4. Cek label di kap mesin, biasanya terdapat sticker bertuliskan OBD compliance.
Penyedia Jasa OBD tes
Namun, tidak semua mekanik memiliki keterampilan dalam cek OBD dan tidak semua bengkel menyediakan jasa pengetesan OBD, rata-rata hanya tersedia pada bengkel-bengkel resmi, pada bengkel umum masih jarang yang menyediakan jasa OBD scan. Hambatan pada bengkel umum adalah masih jarangnya alat ini di Indonesia dan relatif mahal dan bersangkutan dengan varian merk, karena bengkel khusus tentunya cukup menyediakan software OBD scan tool berdasarkan merknya saja, karena untuk setiap pabrikan mobil memiliki kode khusus, sehingga bengkel umum harus memiliki banyak software yang terinstal pada OBD scan tool-nya, dan harga software tersebut tidaklah murah serta harus diimpor. Selain itu OBD 1 Scan tool tidak bisa digunakan untuk mendiagnosa mobil yang dilengkapi OBD 2 dan sebaliknya.